Sosiologi politik
Sosiologi politik: polis dan etik
Fenomena perilaku kolektif sosial atau masyarakat yang tidak
diorganisir dan bersifta abortif atau spontan
Perilaku kolektif
Merusak:penjarahan dan kerusuhan
Tidak merusak berarti positif: mode, isu dan gossip
Massa: anarkis dan vandalis
Unsur pemersatu:
-
Rasa benci
-
Meniru
-
Bujukan
-
Kepemimpinan
-
Kecurigaan
Massa
-
Kaum miskin
Orang miskin: baru, hina papa,
merdeka, kreatif dan bersatu
-
Orang canggung
-
Orang egois
-
Orang berambisi
-
Orang bosan
-
Orang berdosa
-
Minoritas
Sebenarnya, saya tidak terlalu senang dengan unjuk rasa atau
demonstrasi yang seringkali terjadi baik di sekitar kita maupun di televisi.
Menurut pendapat saya, unjuk rasa atau demonstrasi yang biasanya dilakukan
dapat mengganggu ketertiban dan stabilitas sistem sosial di dalam masyarakat
yang kadang-kadang berujung pada anarkisme dan perilaku destruktif. Seperti
kasus yang diberitakan bahwa terjadi unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat
yang ada, terutama kaum mahasiswa yang meminta klarifikasi tentang kebenaran
mengenai kasus Bank Century di mana terjadi bailout senilai 6,7
triliun rupiah dan banyaknya investor bank tersebut yang masih belum mendapat
uang gantinya.
Elemen-elemen masyarakat yang ada turun ke jalan sambil
berorasi dan membawa spanduk di depan gedung MPR/DPR sekitar pukul 09.30 WIB
yang bertepatan dengan diadakannya rapat paripurna terkait kasus Bank Century
tersebut.
Saya ingin memahami peristiwa unjuk rasa atau demonstrasi
terhadap kasus Bank Century terkait dengan tinjauan dalam konsep secara
sosiologis. Dengan menggunakan konsep perilaku kolektif dalam ilmu sosiologi,
saya bisa memahami lebih mendalam lagi mengenai orang-orang yang berkumpul
bersama untuk unjuk rasa atau demonstrasi. Menurut saya, elemen-elemen
masyarakat yang ikut di dalamnya merupakan massa dipicu oleh masalah kasus Bank
Century yang sangat meresahkan masyarakat luas sehingga yang pada akhirnya
membuat mereka melakukan suatu tindakan untuk mengungkapkan keinginan mereka
sebagai bentuk dari ekspresi nyata mereka.
Kemungkinan mereka tidak puas dengan cara kerja pemerintah
yang berbelit-belit, tidak jujur, dan seakan-akan tidak mampu mewujudkan
kemajuan berarti yang tidak ditandai dengan aturan yang mantap dan disiplin.
Ditinjau dari sudut pandang sosiologisnya, menurut saya massa
yang tergabung dalam unjuk rasa atau demonstrasi di atas termasuk konsep
perilaku kolektif. Perilaku kolektif dapat diartikan sebagai perilaku kelompok
yang dilakukan bersama oleh sejumlah orang yang tidak bersifat rutin dan
merupakan reaksi atau tanggapan terhadap suatu rangsangan tertentu. Perilaku
kolektif selalu melibatkan perilaku sejumlah orang yang berkerumun. Unjuk rasa
atau demonstrasi merupakan salah satu contoh dari perilaku kolektif dalam
bentuk huru-hara yang dikategorikan oleh Blumer sebagai kerumunan bertindak (acting
crowd).
Kerumunan bertindak itu adalah sekumpulan orang yang
memusatkan perhatian pada suatu hal yang merangsang kemarahan mereka dan
membangkitkan hasrat untuk bertindak. Demonstrasi ini merupakan suatu kelompok
semu yang memiliki ciri-ciri utamanya, seperti timbul di tengah-tengah
pergaulan hidup manusia, bersifat sementara, terbentuknya disengaja dengan
persiapan, tidak mempunyai kemungkinan membentuk tradisi atau ikatan di antara
anggotanya, dan tidak bersifat spontan atau sporadis.
Demonstrasi yang merupakan bentuk dari perilaku kolektif
dapat terjadi karena ada faktor-faktor yang menyebabkannya. Dalam teori Le Bon,
faktor-faktor itu adalah karena rasa kebersamaan seseorang atau individu dengan
banyak orang lain membuatnya memperoleh perasaan kekuatan luar biasa yang
mendorongnya untuk tunduk pada dorongan naluri, di dalamnya tiap perasaan dan
tindakan bersifat menular (contagion), dan tiap-tiap individu atau
seseorang mudah dipengaruhi, percaya, serta taat.
Teori Le Bon ini biasa disebut dengan teori penularan (contagion
theory). Selain teori penularan, ada satu teori lain lagi yang dinamakan
teori konvergensi (convergence theory) yang dikemukakan oleh
Horton dan Hunt. Menurut teori ini, perilaku kolektif muncul dari sejumlah
orang yang mempunyai dorongan, maksud, dan kebutuhan serupa. Dengan memakai
teori-teori sosiologi ini, kita dapat lebih memahami unjuk rasa atau demonstrasi
yang terjadi terkait kasus Bank Century ini.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unjuk rasa atau
demonstrasi terkait dengan kasus Bank Century merupakan salah satu perilaku
kolektif. Jenis perilaku kolektifnya adalah kerumunan bertindak atau acting
crowd dalam bentuk huru-hara. Unjuk rasa atau demonstrasi dapat terjadi
karena timbulnya masalah yang memicu sekelompok atau sejumlah orang untuk
melakukan sebuah tindakan. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori
penularan atau contagion theory oleh Le Bon dan teori konvergensi atau
convergence theory oleh Horton dan Hunt.
DAFTAR PUSTAKA
-
Komsiah,
Siti. S.IP, M.Si., Modul Pengantar Sosiologi, Jakarta : Pusat
Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana, 2010
-
Razak
Yusron. Sosiologi Sebuah Pengantar, Bandung : Gamma Press, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar