Kamis, 29 November 2012

Perilaku Kolektif



Sosiologi politik
Sosiologi politik: polis dan etik
Fenomena perilaku kolektif sosial atau masyarakat yang tidak diorganisir dan bersifta abortif atau spontan
Perilaku kolektif
Merusak:penjarahan dan kerusuhan
Tidak merusak berarti positif: mode, isu dan gossip
Massa: anarkis dan vandalis
Unsur pemersatu:
-          Rasa benci
-          Meniru
-          Bujukan
-          Kepemimpinan
-          Kecurigaan
Massa
-          Kaum miskin
Orang miskin: baru, hina papa, merdeka, kreatif dan bersatu
-          Orang canggung
-          Orang egois
-          Orang berambisi
-          Orang bosan
-          Orang berdosa
-          Minoritas

Deskripsi dan Analisis Perilaku Kolektif

Sebenarnya, saya tidak terlalu senang dengan unjuk rasa atau demonstrasi yang seringkali terjadi baik di sekitar kita maupun di televisi. Menurut pendapat saya, unjuk rasa atau demonstrasi yang biasanya dilakukan dapat mengganggu ketertiban dan stabilitas sistem sosial di dalam masyarakat yang kadang-kadang berujung pada anarkisme dan perilaku destruktif. Seperti kasus yang diberitakan bahwa terjadi unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat yang ada, terutama kaum mahasiswa yang meminta klarifikasi tentang kebenaran mengenai kasus Bank Century di mana terjadi bailout senilai 6,7 triliun rupiah dan banyaknya investor bank tersebut yang masih belum mendapat uang gantinya.
Elemen-elemen masyarakat yang ada turun ke jalan sambil berorasi dan membawa spanduk di depan gedung MPR/DPR sekitar pukul 09.30 WIB yang bertepatan dengan diadakannya rapat paripurna terkait kasus Bank Century tersebut.
Saya ingin memahami peristiwa unjuk rasa atau demonstrasi terhadap kasus Bank Century terkait dengan tinjauan dalam konsep secara sosiologis. Dengan menggunakan konsep perilaku kolektif dalam ilmu sosiologi, saya bisa memahami lebih mendalam lagi mengenai orang-orang yang berkumpul bersama untuk unjuk rasa atau demonstrasi. Menurut saya, elemen-elemen masyarakat yang ikut di dalamnya merupakan massa dipicu oleh masalah kasus Bank Century yang sangat meresahkan masyarakat luas sehingga yang pada akhirnya membuat mereka melakukan suatu tindakan untuk mengungkapkan keinginan mereka sebagai bentuk dari ekspresi nyata mereka.
Kemungkinan mereka tidak puas dengan cara kerja pemerintah yang berbelit-belit, tidak jujur, dan seakan-akan tidak mampu mewujudkan kemajuan berarti yang tidak ditandai dengan aturan yang mantap dan disiplin.
Ditinjau dari sudut pandang sosiologisnya, menurut saya massa yang tergabung dalam unjuk rasa atau demonstrasi di atas termasuk konsep perilaku kolektif. Perilaku kolektif dapat diartikan sebagai perilaku kelompok yang dilakukan bersama oleh sejumlah orang yang tidak bersifat rutin dan merupakan reaksi atau tanggapan terhadap suatu rangsangan tertentu. Perilaku kolektif selalu melibatkan perilaku sejumlah orang yang berkerumun. Unjuk rasa atau demonstrasi merupakan salah satu contoh dari perilaku kolektif dalam bentuk huru-hara yang dikategorikan oleh Blumer sebagai kerumunan bertindak (acting crowd).
Kerumunan bertindak itu adalah sekumpulan orang yang memusatkan perhatian pada suatu hal yang merangsang kemarahan mereka dan membangkitkan hasrat untuk bertindak. Demonstrasi ini merupakan suatu kelompok semu yang memiliki ciri-ciri utamanya, seperti timbul di tengah-tengah pergaulan hidup manusia, bersifat sementara, terbentuknya disengaja dengan persiapan, tidak mempunyai kemungkinan membentuk tradisi atau ikatan di antara anggotanya, dan tidak bersifat spontan atau sporadis.
Demonstrasi yang merupakan bentuk dari perilaku kolektif dapat terjadi karena ada faktor-faktor yang menyebabkannya. Dalam teori Le Bon, faktor-faktor itu adalah karena rasa kebersamaan seseorang atau individu dengan banyak orang lain membuatnya memperoleh perasaan kekuatan luar biasa yang mendorongnya untuk tunduk pada dorongan naluri, di dalamnya tiap perasaan dan tindakan bersifat menular (contagion), dan tiap-tiap individu atau seseorang mudah dipengaruhi, percaya, serta taat.
Teori Le Bon ini biasa disebut dengan teori penularan (contagion theory). Selain teori penularan, ada satu teori lain lagi yang dinamakan teori konvergensi (convergence theory) yang  dikemukakan oleh Horton dan Hunt. Menurut teori ini, perilaku kolektif muncul dari sejumlah orang yang mempunyai dorongan, maksud, dan kebutuhan serupa. Dengan memakai teori-teori sosiologi ini, kita dapat lebih memahami unjuk rasa atau demonstrasi yang terjadi terkait kasus Bank Century ini.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unjuk rasa atau demonstrasi terkait dengan kasus Bank Century merupakan salah satu perilaku kolektif. Jenis perilaku kolektifnya adalah kerumunan bertindak atau acting crowd dalam bentuk huru-hara. Unjuk rasa atau demonstrasi dapat terjadi karena timbulnya masalah yang memicu sekelompok atau sejumlah orang untuk melakukan sebuah tindakan. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori penularan atau contagion theory oleh Le Bon dan teori konvergensi atau convergence theory oleh Horton dan Hunt.



DAFTAR PUSTAKA

-          Komsiah, Siti. S.IP, M.Si., Modul Pengantar Sosiologi, Jakarta : Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana, 2010
-          Razak Yusron. Sosiologi Sebuah Pengantar, Bandung : Gamma Press, 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar